Sebagai negara maritim, Indonesia ternyata memiliki kemampuan untuk menghasilkan para pelaut-pelaut yang memiliki lisensi bertaraf Internasional. Dalam setahun, sebanyak 1.000 pelaut dicetak dari Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) yang ada di seluruh Indonesia.
"Kami telah menghasilkan sekitar 1.000 orang untuk perwira dari Departemen Perhubungan, padahal total kebutuhan pelaut dunia itu sekitar 7.000 orang per tahunnya," ungkapnya saat berbincang dengan Liputan6.com, yang ditulis, Sabtu (28/6/2014).
Saat ini, STIP milik Departemen Perhubungan di Indonesia setidaknya terdapat 10 sekolah yang tersebar di enam kota yaitu Aceh, Makassar, Jakarta, Semarang, Surabaya dan Sorong.
Hanya saja, lanjut dia, dari 1000 lulusan yang mampu dihasilkan oleh Indonesia tersebut mayoritas bekerja untuk perusahaan-perusahaan luar negeri. "Selama ini pelaut alumni STIP banyak tersedot ke luar negeri, karena gaji lebih besar. Soalnya ijazah kita sudah standar internasional," jelas dia.
Disparitas gaji antara bekerja di luar negeri dengan di dalam negeri, menurut Eko, disebabkan perusahaan pelayaran lokal kurang mampu bersaing. Untuk itu, dia berharap, ke depan Indonesia akan dapat menjadi pelopor industri pelayaran mengingat kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
sumber:liputan 6