78.000 Pelaut Sumbang Devisa Rp 16 Triliun per Tahun
JAKARTA, (PRLM).-Jumlah pelaut Indonesia yang kini bekerja di kapal-kapal asing mencapai sekitar 78.000 orang. Mereka menyumbang devisa nasional sebesar Rp 16 triliun per tahun.
"Kontribusi devisa dari pelaut nasional mencapai Rp 16 triliun per tahun dari 78.000 pelaut yang bekerja di kapal-kapal luar negeri. Ini lebih besar dari kontribusi devisa para TKW (tenaga kerja wanita) yang hanya mencapai Rp 3,4 triliun," ungkap Sekretaris Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan, Wahyu Satrio Utomo saat diskusi dengan Forum Wartawan Perhubungan, di Jakarta, Kamis (22/3/12).
Dia menjelaskan, para pelaut nasional itu bekerja di kapal-kapal asing di luar negeri di berbagai belahan benua, seperti di Eropa, Amerika Serikat, dan Australia. Gaji pelaut dasar (rating) mencapai rata-rata sebesar 3.500 dolar AS atau sekitar Rp 31,5 juta. Meski banyak juga yang bergaji 6.000-9.000 dolar AS per orang yang umumnya untuk kelompok perwira pelaut.
Wahyu mengungkapkan, kontribusi devisa dari para pelaut kita bisa semakin besar, karena tahun ini dunia kekurangan 83.000 pelaut. Sedangkan total pelaut yang bekerja di seluruh lautan di dunia kini mencapai 1,2 juta pelaut di mana 400.000 di antaranya disuplai dari Filipina sedangkan Indonesia justru jauh lebih rendah dari Filipina.
"Khusus untuk kebutuhan nasional juga ada shortage pelaut sekitar 42.000 pelaut, yakni 18.000 pelaut rating dan 24.000 pelaut perwira. Suplai pelaut dari sekolah pemerintah hanya 127.000, dan mereka lebih suka bekerja di kapal asing karena gaji lebih besar daripada di kapal nasional atau domestik," kata Wahyu.
Sebelumnya, Kepala BPSEDM Kemenhub Bobby R Mamahit memperkirakan kebutuhan sepanjang 2011-2015 kebutuhan pelaut secara nasional mencapai 43.806 orang, terdiri dari 18.774 perwira pelaut dan 25.032 pelaut rating. Suplai pelaut dari sekolah pelaut pemerintah hanya 1.500 orang per tahun. Jika ditambah dengan sekolah pelaut swasta menjadi 2.000 orang per tahun.
"Diharapkan pada 2015, suplai itu mencapai 3.000-4.000 orang per tahun dengan program percepatan belajar menjadi hanya sekitar setahun. Khusus kebutuhan perwira pelaut dunia hingga 2012 saja mencapai 83.900 orang,” paparnya.
Ketua DPP Indonesia National Shipowner Association (INSA) Carmelita Hartoto mengusulkan dilaksanakannya fast track program pendidikan untuk pelaut nasional. Lewat program ini jumlah pelaut dapat dilipatgandakan dalam waktu sesingkatnya tanpa mengurangi kaidah-kaidah ilmu kepelautan.